hanyalah manusia biasaaa...


Extended Network Banners

...i'm an eLf...

...i'm an eLf...
SuperJunior

search

Kamis, 14 April 2011

~..~ KETIKA CINTA BERGANTI DENGAN SEBUAH KE IKHLASAN ~..~

Ikhlas memang sangat mudah untuk diucapkan tapi sangat sulit untuk dijalanin. Karena itu membutuhkan proses yang panjang sehingga bisa membimbing kita pada sebuah keikhlasan.


Ketika cintaku terbentur dengan restu orang tua, dengan ketidakmampuan ku dan ketika aku harus menerima kenyataan orang yang aku sayangi menikah dengan orang lain. Ketika rencana hanyalah tinggal sebuah rencana yang tidak terwujud. Tidak mudah untuk menerima kenyataan itu bahkan mungkin sangat sulit untuk aku terima. Hari demi hari aku lewati dengan air mata dan kesedihan. Di kesunyian dan keheningan malam aku menangis di hadapanNYA bukan untuk menyesali apa yang terjadi padaku tapi menyesal kenapa aku belum bisa menjadi hambaNYA yang ikhlas menerima kenyataan ini.

Tapi itulah hidup. Adakalanya kita harus mengalami sesuatu yang pahit. Apapun yang terjadi itulah yang terbaik buat aku meski aku harus sedih, kecewa dan merasa diperlakukan tidak adil.

Aku hanya berusaha untuk ridha dengan semua ketentuan yang telah digariskan oleh ALLAH. Menerima apapun yang terjadi bukan berarti tidak berusaha untuk meraih sesuatu yang lebih baik. Tapi berusaha untuk ikhlas dan menyerahkan semua ini kepadaNYA akan menenangkan hati yang gelisah. Karena dibalik kejadian ini pasti ada hikmahnya dan Insya ALLAH bisa membimbing aku untuk menjadi seseorang yang kuat, sabar dan ikhlas dalam menjalani hidup.

Ketika kita ikhlas dan bersyukur dengan semua yang diberikan ALLAH akan memberikan ketenangan yang luar biasa di hati kita. Sesungguhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan dan DIA akan memberikan jalan yang terbaik. Yakin bahwa rencana ALLAH itu lebih indah.


Buat sahabat2ku yang lagi sedih, harus tetap semangat karena ALLAH sayang kepada hambaNYA yang kuat dalam menjalani ujian dariNYA. Karena sebenarnya begitu banyak anugerah dan nikmat yang diberikan olehNYA yang harus kita syukuri. Selalu berprasangka baik kepadaNYA dan bersyukur ALLAH masih memberikan ujian kepada kita, itu berarti kita termasuk orang2 yang masih diperhatikan olehNYA ALLAH selalu memberikan sesuatu yang kita butuhkan bukan sesuatu yang kita inginkan. Karena DIA lebih tahu mana yang terbaik buat hambaNYA.

Ikhlas, sabar dan bersyukur adalah 3 kunci orang hidup. Tidak mudah bahkan mungkin sangat sulit. Tapi tidak ada yang tidak mungkin jika kita mau berusaha dan mencoba untuk menjalaninya dalam kehidupan kita.

Terima Kasih Yaa ALLAH untuk kasih sayang, kekuatan dan semua yang sudah Engkau berikan kepadaku. Berikan petunjuk dan bimbinganMu kepadaku seperti yang telah Engkau berikan kepada hamba2Mu yang Engkau sayangi. Ijinkanlah aku untuk menghabiskan sisa umurku untuk lebih dekat dan mencintaiMu.

" Sahabatku, Jangan Kau Nanti lagi kehadiranku, bukan berarti aku tidak mencintaimu, sungguh aku sangat mencintaimu walaupun tidak pernah ku ungkapkan langsung padamu, biarkanlah ALLAH menjalankan skenarionya, dan kita hanya menjalankan skenario dari-Nya itu, maafkan aku yang mungkin telah membuat dirimu menaruh harap, walau tidak pernah terucap dibibirku, karena kau memang sahabat sejatiku, teman berbagi cerita, selamat berpisah, doakan aku sahabat agar tetap istiqomah di jalan-Nya, dan aku akan selalu mengenangmu"

source:

soundtrack of my life, 15/04/11

APALAH ARTI CINTA

Apalah arti cinta, bila aku tak bisa memilikimu..
Apalah arti cinta, bila pada akhirnya tak ‘kan menyatu..
Sesulit inikah jalan takdirku, yang tak inginkan kita bahagia..

[reff]
Bila aku tak berujung denganmu
Biarkan kisah ini ku kenang selamanya
Tuhan tolong buang rasa cintaku
Jika tak kau ijinkan aku bersamanya

[bridge]
Inilah saatnya aku harus melepaskan dirimu

by: SHE (yayo)

Selasa, 05 April 2011

MENGOBATI PENYAKIT HATI



1- Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَاأَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepada kalian sebuah peringatan dari Tuhan, juga penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam hati dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Qs. Yunus ayat 57).

2- Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam selalu berdoa dengan kata-kata dibawah ini:

((يَا مُقَلِّبَ اْلقُـلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ))

“Wahai Dzat yang Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku atas agama-Mu.” (HR. At-Tirmidzi: 2/20, Syaikh Al-Albani berkata: ini adalah hadits sahih).

Beliau banyak membaca doa diatas, terutama ketika sujud. Beliau tahu bahwa hati jika benar-benar baik, niscaya seluruh anggota tubuh menjadi baik pula. Tapi jika rusak, maka anggota tubuh lainnya tidak dapat lagi terselamatkan, karena sudah pasti rusak.

3- Sebagian ulama` mengatakan bahwa obat penawar yang bisa menyembuhkan penyakit hati ada Lima: (1) Membaca Al-Qur`an dengan tadabbur. (2) Perut yang senantiasa kosong (sering berpuasa). (3) Mengerjakan shalat malam. (4) Tunduk istighfar kepada Allah di waktu sahur. (5) Dan duduk atau berteman dengan orang-orang saleh.

Seorang penyair berkata:

دَوَاءُ قَلْبِكَ خَمْسَةٌ عِنْدَ قَسْوَتِهِ فَدُمْ عَلَيْهَا تَفُزْ بِالْخَيْرِ وَالظَّفَرِ

خَلاَءُ بَطْنٍ وَقُرْآنٌ تَدَبَّرْهُ كَذَا تَضَرُّعُ بَاكٍ ساَعَةَ السَّحَرِ

كَذَا قِيَامُكَ جَنَحَ الَّليْلِ أَوْسَطَهُ وَأَنْ تُجَالِسَ أَهْلَ الْخَيْرِ وَاْلخِبَرِ

Penawar hatimu saat sedang membatu ada lima…

Tetapilah kelima hal itu, niscaya kamu beruntung dengan memperoleh banyak kebaikan dan kemenangan.

Yaitu kosongnya perut, dan Al-Qur`an itu..tadabburilah

Demikian pula, selalulah tunduk dan menangis di waktu sahur

Juga shalatmu di tengah malam.

Dan berkumpul dengan orang-orang baik yang banyak ilmunya.

4- Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:

“إِذَا أَصْـبَحَ اْلعَبْدُ وَأَمْسَى وَلَيْسَ هَمُّهُ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ.. تَحَمَّلَ اللهُ سُبْحَانَهُ حَوَائِجَهُ كُلَّهَا.. وَحَمَلَ عَنْهُ كُلَّ مَا أَهَمَّهُ.. وَفَرَّغَ قَلْبَهُ لِمَحَبَّتِهِ.. وَلِسَانَهُ لِذِكْرِهِ.. وَجَوَارِحَهُ لِخِدْمَتِهِ وَطَاعَتِهِ.

Jika seorang hamba di waktu pagi dan sore, tidak ada yang ia fikirkan kecuali hanya Allah, niscaya Allah menanggung (menjamin) segala kebutuhannya, menghilangkan segala kegelisahan, dan menjadikan hatinya senantiasa mencintai-Nya. Lidahnya dibuat selalu berdzikir pada-Nya. Dan seluruh anggota tubuhnya dibuat hanya bergerak dalam melayani dan mentaati Allah.

وَإِذَا أَصْـبَحَ وَأَمْسَى وَالدُّنْيَا هَمُّهُ.. حَمَّلَهُ الله ُهُمُوْمَهَا وَغُمُوْمَهَا وَأَنْكَادَهَا.. وَوَكَّلَهُ إِلَى نَفْسِهِ.. فَشَغَّلَ قَلْبَهُ عَنْ مَحَبَّتِهِ بِمَحَبَّةِ اْلخَلْقِ، وَلِسَانَهُ عَنْ ذِكْرِهِ بِذِكْرِهِمْ، وَجَوَارِحَهُ عَنْ طَاعَتِهِ بِخِدْمَتِهِمْ وَأَشْغاَلِهِمْ.. فَهُوَ يَكْدَحُ كَدْحَ حِمَارِ اْلوَحْشِ فِيْ خِدْمَةِ غَيْرِهِ.. كَالْكِيْرِ يَنْفُخُ بَطْنُهُ.. وَيَعْصِرُ أَضْلاَعَهُ فِيْ نَفْعِ غَيْرِهِ، فَكُلُّ مَنْ أَعْرَضَ عَنْ عُبُوْدِيَّةِ اللهِ وَطَاعَتِهِ وَمَحَبَّتِهِ، بُلِيَ بِعُبُوْدِيَّةِ اْلمَخْلُوْقِ وَمَحَبَّتِهِ..

Tetapi jika di pagi dan sore hari yang ia fikirkan hanyalah dunia, niscaya Allah menimpakan segala kesedihan, kegelisahan dan malapetaka padanya. Ia diserahkan kepada dirinya. Sehingga hatinya sibuk dengan mencintai makhluk dan tidak mencintai Allah. Lidahnya hanya mengingat mereka tidak mengingat Allah. Seluruh anggota tubuhnya hanya melayani dan mentaati makhluk, tidak melayani atau mentaati-Nya. Ia bekerja keras seperti seekor keledai yang sibuk melayani orang lain. Ia seperti alat peniup api (milik pandai besi) yang mengembangkan perut dan menghimpit tulang-tulangnya demi melayani orang lain. Maka siapa pun yang berpaling dari beribadah kepada Allah, dari ketaatan dan mencintai-Nya, ia pasti diuji dengan menjadi hamba bagi makhluk dan hanya mencintai mereka.

قَالَ تَعَالَى: وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ

Allah Berfirman: “Barangsiapa berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Qur’an), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan), maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.” (Qs. Az-Zukhruf ayat 36).

Beliau (Ibnul Qayyim) juga berkata:

“اُطْلُبْ قَلْبَكَ فِيْ ثَلاَثِ مَوَاطِنَ: عِنْدَ سَمَاعِ اْلقُرْآنِ، وَفِيْ مَجَالِسِ الذِّكْرِ، وَفِيْ أَوْقَاتِ اْلخُلْوَةِ، فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فِيْ هَذِهِ اْلمَوَاطِنَ، فَسَلِ اللهَ أَنْ يَمُنَّ عَلَيْكَ بِقَلْبٍ، فَإِنَّهُ لاَ قَلْبَ لَكَ.”

Carilah hatimu pada tiga tempat: (1) saat mendengarkan Al-Qur`an, (2) ketika dalam majlis dzikir, dan (3) di saat sedang menyendiri. Jika kamu tidak mendapatinya pada ketiga tempat tadi, maka memohonlah kepada Allah agar kamu diberi hati, karena kamu tidak memiliki hati lagi.

Dinukil dari `Ilaaju Al-Amroodhi Bi Al-Qur`aani Wa As-Sunnah karya Syaikh Abdul Majid bin Abdil Aziz az-Zahim, dimuroja’ah oleh al-‘Allamah ‘Abdul Muhsin al-‘Ubaikan, Maktabah Darul Arqom, 1414/1994.

Nikmat dan Musibah Terbesar Menurut Islam

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat, salam, dan keberkahan semoga terlimpah kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabat.

Karunia Allah terbesar yang dianugerahkan kepada hamba-hamba-Nya adalah nikmat ketaatan, nikmat dien dan iman. Sebaliknya, hukuman Allah terberat atas manusia adalah diharamkannya dari nikmat ini, terjerumus dalam kemaksiatan dan penyimpangan.

Pada umumnya, orang memahami nikmat adalah harta, kesehatan, jabatan, anak, istri, mobil dan rumah mewah. Memang benar semua ini merupakan nikmat, tapi nikmat yang pasti akan lenyap dan pergi meninggalkan kita atau kita meninggalkannya.

Sedangkan nikmat hakiki yang Allah anugerahkan kepada hamba-hamba yang dicintainya adalah nikmat iman. Allah telah berfirman tentang orang-orang yang mendapatkan kerunia terbesar ini,
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ

"Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah." (QS. An-Nisa': 69)

Siapa mereka yang telah diberi nikmat oleh Allah? Yaitu:

مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا

"Yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya." (QS. An-Nisa': 69)

Siapa yang tersisa selain mereka?, tidak lain adalah para perusak dan jahat. -semoga Allah melindungi kita darinya-.

Allah telah memberikan nikmat kepada para nabi dengan nikmat dien, walaupun terkadang mereka hidup sampai meninggalnya dalam kondisi fakir. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, pemimpin umat manusia, manusia terbaik di atas bumi, pembawa bendera pada hari penghisaban, orang pertama yang masuk surga, pemilik syafa'at kubra pada hari kiamat; hidup dengan sangat sederhana.

Bahkan alas tidur beliau berupa tikar sehingga ketika bangun, sulamannya membekas pada tubuhnya Beliau tidak pernah kenyang dengan makanan selama tiga hari berturut-turut, dan ketika wafat beliau masih menggadaikan baju besinya dengan 30 sha' gandum.

Aisyah radliyallahu 'anha berkata, "Pernah berlalu tiga purnama sementara di rumah keluarga Muhammad tidak dinyalakan api. Abdullah bin Zubair bertanya, "Lalu apa makanan Anda sekalian, wahai Ibunda?" Beliau menjawab, "Dua makanan hitam: kurma dan air." (HR. Bukhari)

Dengan kondisi ini, mereka disebut mendapat nikmat. Berarti nikmat ini bukan nikmat perut. Berapa banyak orang yang perutnya kenyang dengan yang haram dan dipenuhi dengan makanan hasil riba. Betapa banyak orang yang badannya gemuk, tapi menjadi penghuni neraka, menjadi bahan bakar jahannam. Betapa banyak orang yang mobilnya mewah, namun tempat kembalinya ke neraka. Betapa banyak orang memiliki kedudukan tinggi, namun kedudukan itu menempatkannya di neraka. -Kita berlindung kepada Allah dari nasib seperti ini-.

Lalu apa nikmat yang hakiki dan terbesar itu? Nikmat hakiki dan terbesar adalah nikmat dien (iman dan Islam). Siapa yang mendapat dien, lalu dia teguh dalam berpegang dengannya maka itu lebih baik dari pada orang kaya yang bergantung kepada harta. Sebaliknya, siapa yang kehilangan nikmat ini akan mendapat adzab.

وَمَنْ يُبَدِّلْ نِعْمَةَ اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُ فَإِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَاب

"Dan barang siapa yang menukar ni`mat Allah setelah datang nikmat itu kepadanya, maka sesungguhnya Allah sangat keras siksa-Nya." (QS. Al-Baqarah: 211)

Maknanya, apabila Allah telah menganugerahkan nikmat iman kepadamu, lalu engkau menggantinya dengan kekufuran dan kemaksiatan setelah engkau mendapatkan nikmat tersebut dan merasakan manisnya iman, maka sungguh siksa Allah amat sangat keras dan pedih.

Siapa yang mendapat dien, lalu dia teguh dalam berpegang dengannya maka itu lebih baik dari pada orang kaya yang bergantung kepada harta.

Namun, zaman sekarang banyak orang yang tidak memahami keagungan nikmat iman. Sehingga apabila Allah memberikan nikmat iman kepadanya, dia tidak perhatian, tidak menjaga dan meningkatkannya. Sebaliknya apabila dia diberi harta yang banyak, perkebunan yang subur, peternakan yang berkembang bagus, dan bisnis yang sukses maka dia akan sibuk menjaga dan mengurusinya. Hampir-hampir pikirannya tidak pernah lepas darinya. Otaknya tidak pernah berhenti memikirkanya. Bahkan dalam shalat selalu terbayang harta benda dan kekayaannya.

Ya Allah,. . . Jangan Engkau jadikan musibah kami adalah musibah yang menimpa dien kami . . .

Sesungguhnya tidak ada bencana yang lebih besar daripada musibah dien dan iman. Di antara bentuknya, diharamkannya seseorang dari ketaatan karena tidak Allah pilih untuk mendapat hidayah-Nya sehingga terus menerus dia berkubang dengan kemaksiatan. Puncak dari musibah ini adalah hilangnya status agama dan iman dari dirinya, dikarenakan kesyirikan atau kekafiran yang dilakukannya.

Allah berfirman tentang nasib orang-orang musyrik dan kafir,

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ بَلِ اللَّهَ فَاعْبُدْ وَكُنْ مِنَ الشَّاكِرِينَ

“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: 'Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi'." (QS. Az-Zumar: 65-66)

وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآَنُ مَاءً حَتَّى إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا وَوَجَدَ اللَّهَ عِنْدَهُ فَوَفَّاهُ حِسَابَهُ وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ

"Dan orang-orang yang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apa pun. Dan di dapatinya (ketetapan) Allah di sisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya." (QS. Al Nuur: 39)

وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا

"Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan." (QS. Al Furqaan: 23)

Allah menjelaskan nasib orang murtad (berpindah dari Islam kepada agama selainnya) di dunia dan akhirat,

وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآَخِرَةِ وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

"Barang siapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 217)

Di sini, Allah Ta’ala menjelaskan bahwa mati di atas kemurtadan menghapuskan seluruh amal shalih di dunia dan akhirat, serta mengakibatkan kekal di dalam Neraka.

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بَعْدَ إِيمَانِهِمْ ثُمَّ ازْدَادُوا كُفْرًا لَنْ تُقْبَلَ تَوْبَتُهُمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الضَّالُّونَ

"Sesungguhnya orang-orang kafir sesudah beriman, kemudian bertambah kekafirannya, sekali-kali tidak akan diterima tobatnya; dan mereka itulah orang-orang yang sesat." (QS. Ali Imran: 90)

Siapa yang kafir setelah sebelumnya beriman dan terus-terusan kafir dan tidak mau bertaubat sampai datang kematian, maka sekali-kali Allah tidak akan menerima taubatnya ketika ajal menjemputnya.

Seorang musyrik dan kafir haram masuk surga dan akan kekal dalam neraka. Allah berfirman;

إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang dzalim itu seorang penolong pun." (QS. Al Maidah: 72)

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ خَالِدِينَ فِيهَا لَا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلَا هُمْ يُنْظَرُونَ

"Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat laknat Allah, para malaikat dan manusia seluruhnya. Mereka kekal di dalam laknat itu; tidak akan diringankan siksa dari mereka dan tidak (pula) mereka diberi tangguh." (QS. Al-Baqarah: 161-162)

Dari Ibunda Aisyah radliyallah 'anha, berkata: "Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, 'Ya Rasulallah, Ibnu Jud'aan sewaktu Jahiliyah telah menyambung silaturahim dan memberi makan orang miskin, apakah hal itu bermanfaat baginya?" Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, "Tidak bermanfaat baginya karena tak pernah sehari pun dia berucap, "Ya Allah Tuhanku, ampunilah dosa kesalahanku pada hari pembalasan." (HR. Muslim)

Imam an Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menerangkan makna hadits ini, "Bahwa apa yang telah dikerjakannya berupa menyambung silaturahim, memberi makan, dan berbagai kemuliaan lainnya tidak memberikan manfaat baginya di akhirat, dikarenakan dia seorang kafir."

Oleh karena itu, musibah dunia seberapa berat dan dahsyat, tidaklah lebih besar dibandingkan dengan musibah yang menimpa dien dan iman. Karena musibah ini akan menyebabkan kerugian besar di dunia dan akhirat.

"Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat. Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata." (QS. Al-Zumar: 15)

Dalam sebuah doa yang panjang, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberitahukan bahwa musibah terbesar adalah musibah yang menimpa dien dan iman, karenanya beliau berlindung dari tertimpa musibah ini.

. . . وَلَا تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا . . .

". . . Jangan Engkau jadikan musibah kami adalah musibah yang menimpa dien kami . . ." (HR. Tirmidzi dan Al-Hakim. Syaikh Al-Albani menghasnakan hadits ini dalam Shahih al-Jaami')

(PurWD/voa-islam.com)

Wahai Puteriku (Renungan Pra Nikah)

Putriku tercinta! Aku seorang yang telah berusia hampir lima puluh tahun. Hilang sudah masa remaja, impian dan khayalan. Aku telah mengunjungi banyak negeri, dan berjumpa dengan banyak orang. Aku juga telah merasakan pahit getirnya dunia. Oleh karena itu dengarlan nasehat-nasehatku yang benar lagi jelas, berdasarkan pengalaman-pengalamanku, dimana engkau belum pernah mendengarnya dari orang lain.


Kami telah menulis dan mengajak kepada perbaikan moral, menghapus
kejahatan dan mengekang hawa nafsu, sampai pena tumpul, dan mulut
letih, dan kami tidak mengahasilkan apa-apa. Kemungkaran tidak dapat
kami berantas, bahkan semakin bertambah, kerusakan telah mewabah,
para wanita keluar dengan pakaian merangsang, terbuka bagian lengan,
betis dan lehernya.

Kami belum menemukan cara untuk memperbaiki, kami belum tahu
jalannya. Sesungguhnya jalan kebaikan itu ada di depanmu, putriku!
Kuncinya berada di tanganmu.

Benar bahwa lelakilah yang memulai langkah pertama dalam lorong dosa,
tetapi bila engkau tidak setuju, laki-laki itu tidak akan berani, dan
andaikata bukan lantaran lemah gemulaimu, laki-laki tidak akan
bertambah parah.

Engkaulah yang membuka pintu, kau katakan kepada si
pencuri itu : silakan masuk ketika ia telah mencuri, engkau
berteriak : maling ! Tolong ¦ tolong saya kemalingan.

Demi Allah dalam khayalan seorang pemuda tak melihat gadis kecuali
gadis itu telah ia telanjangi pakaiannya.

Demi Allah begitulah, jangan engkau percaya apa yang dikatakan laki-
laki, bahwa ia tidak akan melihat gadis kecuali akhlak dan budi
bahasanya. Ia akan berbicara kepadamu sebagai seorang sahabat.


Demi Allah ia telah bohong! Senyuman yang diberikan pemuda
kepadamu, kehalusan budi bahasa dan perhatian, semua itu tidak lain
hanyalah merupakan perangkap rayuan ! setelah itu apa yang terjadi?
Apa, wahai puteriku? Coba kau pikirkan!

Kalian berdua sesaat berada dalam kenikmatan, kemudian engkau
ditinggalkan, dan engkau selamanya tetap akan merasakan penderitaan
akibat kenikmatan itu. Pemuda tersebut akan mencari mangsa lain untuk
diterkam kehormatannya, dan engakulah yang menanggung beban kehamilan
dalam perutmu. Jiwamu menangis, keningmu tercoreng, selama hidupmu
engkau akan tetap berkubang dalam kehinaan dan keaiban, masyarakat
tidak akan mengampunimu selamanya.

Bila engkau bertemu dengan pemuda, kau palingkan muka, dan
menghindarinya. Apabila pengganggumu berbuat lancang lewat perkataan
atau tangan yang usil, kau lepaskan sepatu dari kakimu lalu kau
lemparkan ke kepalanya, bila semua ini engkau lakukan, maka semua
orang di jalan akan membelamu. Setelah itu anak-anak nakal itu takkan
mengganggu gadis-gadis lagi. Apabila anak laki-laki itu menginginkan
kebaikan maka ia akan mendatangi orang tuamu untuk melamar.


Cita-cita wanita tertinggi adalah perkawinan. Wanita, bagaimanapun
juga status sosial, kekayaan, popularitas, dan prestasinya, sesuatu
yang sangat didamba-dambakannya adalah menjadi isteri yang baik serta
ibu rumah tangga yang terhormat.

Tak ada seorangpun yang mau menikahi pelacur, sekalipun ia lelaki
hidung belang, apabila akan menikah tidak akan memilih wanita jalang
(nakal), akan tetapi ia akan memilih wanita yang baik karena ia tidak
rela bila ibu rumah tangga dan ibu putera-puterinya adalah seorang
wanita amoral.

Sesungguhnya krisis perkawinan terjadi disebabkan kalian kaum wanita!
Krisis perkawinan terjadi disebabkan perbuatan wanita-wanita asusila,
sehingga para pemuda tidak membutuhkan isteri, akibatnya banyak para
gadis berusia cukup untuk nikah tidak mendapatkan suami. Mengapa
wanita-wanita yang baik belum juga sadar? Mengapa kalian tidak
berusaha memberantas malapetaka ini? Kalianlah yang lebih patut dan
lebih mampu daripada kaum laki-laki untuk melakukan usaha itu karena
kalian telah mengerti bahasa wanita dan cara menyadarkan mereka, dan
oleh karena yang menjadi korban kerusakan ini adalah kalian, para
wanita mulia dan beragama.

Maka hendaklah kalian mengajak mereka agar bertakwa kepada Allah,
bila mereka tidak mau bertaqwa, peringatkanlah mereka akan akibat
yang buruk dari perzinaan seperti terjangkitnya suatu penyakit. Bila
mereka masih membangkang maka beritahukan akan kenyataan yang ada,
katakan kepada mereka : kalian adalah gadis-gadis remaja putri yang
cantik, oleh karena itu banyak pemuda mendatangi kalian dan berebut
di sekitar kalian, akan tetapi apakah keremajaan dan kecantikan itu
akan kekal? Semua makhluk di dunia ini tidak ada yang kekal.

Bagaimana kelanjutannya, bila kalian sudah menjadi nenek dengan
punggung bungkuk dan wajah keriput? Saat itu, siapakah yang akan
memperhatikan? Siapa yang akan simpati?

Tahukah kalian, siapakah yang memperhatikan, menghormati dan
mencintai seorang nenek? Mereka adalah anak dan para cucunya, saat
itulah nenek tersebut menjadi seorang ratu ditengah rakyatnya. Duduk
di atas singgasana dengan memakai mahkota, tetapi bagaimana dengan
nenek yang lain, yang masih belum bersuami itu? Apakah kelezatan
itu sebanding dengan penderitaan di atas? Apakah akibat itu akan kita
tukar dengan kelezatan sementara?

Dan berilah nasehat-nasehat yang serupa, saya yakin kalian tidak
perlu petunjuk orang lain serta tidak kehabisan cara untuk menasehati
saudari-saudari yang sesat dan patut di dikasihani. Bila kalian tidak
dapat mengatasi mereka, berusahalah untuk menjaga wanita-wanita baik,
gadis-gadis yang sedang tumbuh, agar mereka tidak menempuh jalan yang
salah.

Saya tidak minta kalian untuk mengubah secara drastis mengembalikan
wanita kini menjadi kepribadian muslimah yang benar, akan tetapi
kembalilah ke jalan yang benar setapak demi setapak sebagaimana
kalian menerima kerusakan sedikit demi sedikit.


Perbaikan tersebut tidak dapat diatasi hanya dalam waktu sehari atau
dalam waktu singkat, malainkan dengan kembali ke jalan yang benar
dari jalan yang semula kita lewati menuju kejelekan walaupun jalan
itu sekarang telah jauh, tidak menjadi soal, orang yang tidak mau
menempuh jalan panjang yang hanya satu-satunya ini, tidak akan pernah
sampai. Kita mulai dengan memberantas pergaulan bebas, (kalaupun)
seorang wanita membuka wajahnya tidak berarti ia boleh bergaul dengan
laki-laki yang bukan mahramnya.

Istri tanpa tutup wajah bukan
berarti ia boleh menyambut kawan suami dirumahnya, atau menyalaminya
bila bertemu di kereta, bertemu di jalan, atau seorang gadis menjabat
tangan kawan pria di sekolah, berbincang-bincang, berjalan seiring,
belajar bersama untuk ujian, dia lupa bahwa Allah menjadikannya
sebagai wanita dan kawannya sebagai pria, satu dengan lain dapat
saling terangsang. Baik wanita, pria, atau seluruh penduduk dunia
tidak akan mampu mengubah ciptaan Allah, menyamakan dua jenis atau
menghapus rangsangan seks dari dalam jiwa mereka.

Mereka yang menggembor-gemborka n emansipasi dan pergaulan bebas atas
kemajuan adalah pembohong dilihat dari dua sebab :


Pertama : karena itu semua mereka lakukan untuk kepuasan pada diri
mereka, memberikan kenikmatan-kenikmat an melihat angota badan yang
terbuka dan kenikmatan-kenikmat an lain yang mereka bayangkan. Akan
tetapi mereka tidak berani berterus terang, oleh karena itu mereka
bertopeng dengan kalimat yang mengagumkan yang sama sekali tidak ada
artinya, kemajuan, modernisasi, kehidupan kampus, dan ungkapan-
ungkapan yang lain yang kosong tanpa makna bagaikan gendang.


Kedua : mereka bohong oleh karena mereka bermakmum pada Eropa,
menjadikan eropa bagaikan kiblat, dan mereka tidak dapat memahami
kebenaran kecuali apa-apa yang datang dari sana, dari Paris, London,
Berlin dan New york. Sekalipun berupa dansa, porno, pergaulan bebas
di sekolah, buka aurat di lapangan dan telanjang di pantai (atau di
kolam renang). Kebatilan menurut mereka adalah segala sesuatu yang
datangnya dari timur, sekolah-sekolah Islam dan masjid-masjid,
walapun berupa kehormatan, kemuliaan,, kesucian dan petunjuk. Kata
mereka, pergaulan bebas itu dapat mengurangi nafsu birahi, mendidik
watak dan dapat menekan libido seksual, untuk menjawab ini saya
limpahkan pada mereka yang telah mencoba pergaulan bebas di sekolah-
sekolah, seperti Rusia yang tidak beragama, tidak pernah mendengar
para ulama dan pendeta. Bukankah mereka telah meninggalkan percobaan
ini setelah melihat bahwa hal ini amat merusak?

Saya tidak berbicara dengan para pemuda, saya tidak ingin mereka
mendengar, saya tahu, mungkin mereka menyanggah dan mencemoohkan saya
karena saya telah menghalangi mereka untuk memperoleh kenikmatan dan
kelezatan, akan tetapi saya berbicara kepada kalian, putri-putriku,
wahai putriku yang beriman dan beragama! Putriku yang terhormat dan
terpelihara ketahuilah bahwa yang menjadi korban semua ini bukan
orang lain kecuali engkau.


Oleh karena itu jangan berikan diri kalian sebagai korban iblis,
jangan dengarkan ucapan mereka yang merayumu dengan pergaulan yang
alasannya, hak asasi, modernisme, emansipasi dan kehidupan kampus.
Sungguh kebanyakan orang yang terkutuk ini tidak beristri dan tidak
memiliki anak, mereka sama sekali tidak peduli dengan kalian selain
untuk pemuas kelezatan sementara. Sedangkan saya adalah seorang ayah
dari empat gadis. Bila saya membela kalian, berarti saya membela
putri-putriku sendiri. Saya ingin kalian bahagia seperti yang saya
inginkan untuk putri-putriku.

Sesungguhnya tidak ada yang mereka inginkan salain memperkosa
kehormatan wanita, kemuliaan yang tercela tidak akan bisa kembali,
begitu juga martabat yang hilang tidak akan dapat diketemukan kembali.

Bila anak putri jatuh, tak seorangpun di antara mereka mau
menyingsingkan lengan untuk membangunkannya dari lembah kehinaan,
yang engkau dapati mereka hanya memperebutkan kecantikan si gadis,
apabila telah berubah dan hilang, mereka pun lalu pergi
menelantarkan, persisnya seperti anjing meninggalkan bangkai yang
tidak tersisa daging sedikitpun.

Inilah nasehatku padamu, putriku. Inilah kebenaran. Selain ini jangan
percaya. Sadarlah bahwa di tanganmulah, bukan di tangan kami kaum
laki-laki, kunci pintu perbaikan. Bila mau perbaikilah diri kalian,
dengan demikian umat pun kan
menjadi baik.

(wallahul musta’an).


Disarikan dari buku : “Wahai Putriku” Ali Thanthawi
Oleh : Ali Ath-Thanthawi
Penerjamah: Abdulloh
Editor: Munir F. Ridwan, Muhammadun Abdul Hamid